1.
KARAMAH AL-HABIB UMAR BIN HAFIDZ
Al-Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad mengatakan:“Dan semulia-mulia karamah adalah istiqamah.”
Kali
ini perkenankan kami menceritakan sedikit karamah termulia tersebut
dari seorang yang mulia zaman ini, seorang Guru Mulia kita semua,
al-Musnid al-Hafidz al-Habib Umar bin Hafidz BSA.
Karamah
beliau yang sangat menonjol adalah istiqamah. Keistiqaman beliau sungguh
luar biasa, sangat menjaga amal ibadah yang paling kecil sekalipun, dan
tak mau lepas dengan sunnah di mana pun dan kapan pun.
Ketika
shalat sunnah ba’diyah tak memungkinkannya untuk dilakukan di dalam
masjid maka shalat ba’diyah ia lakukan di dalam mobil. Dzikir selepas
shalat masih diteruskannya di atas kendaraan, bahkan di pesawat pun
beliau masih tak mau lepas membaca al-Qurannya.
Beliau
adalah seorang shalih yang senantiasa menjaga minimal 5 juz bacaan
al-Quran setiap malam dalam Tahajjudnya, beliau tetap mengerjakan hal
itu walau dalam safar (perjalanan) sekalipun.
Suatu waktu
saat dalam perjalanan dakwah yang amat sangat melelahkan, yakni 12 acara
dalam sehari, maka ketika semua yang bersama beliau masuk untuk
beristirahat, ketika semua orang merebahkan tubuhnya seakan tanpa nyawa
karena kelelahan, seorang dari mereka bangun dan melihat diantara
beberapa orang yang bergelimpangan tak beraturan itu ada sosok yang
berdiri dengan mendekatkan al-Quran ke mata beliau dengan penerangan
yang sangat redup, membacanya dengan pelahan dalam shalat Tahajjudnya.
Demikian
berlangsung hingga dekat waktu adzan Shubuh. Selesai dari shalat dan
munajat, barulah beliau akan rebahan beberapa menit menanti adzan Shubuh
tiba.
Dan masih banyak lagi karamah beliau yang merupakan
ketaatan yang sangat sulit untuk diikuti kecuali oleh orang-orang yang
dimuliakan Allah untuk mendapatkannya. Wallahu a’lam.
Dikutip dari: Santri Thoriqoh Mu'tabarroh Tanah Jawa
2.
Kalam Habib Umar Ben Hafiz
Janganlah
kalian menyia-nyiakan persahabatan dengan orang-orang mulia,
yaituorang-orang yang memiliki kedudukan tinggi [di sisi Allah],
orang-orang yang cahayanya berkilauan.
Demi Allah,
memisahkan diri dari mereka merupakan suatu kerugian, bagaimana sifat
kerugian tersebut jika pemimpin mereka (Rasulullah saw) bersabda,
“Celakalah orang yang pada hari kiamat tidak melihatku.”
Sesungguhnya
orang yang tidak melihat kaum sholihin tak akan bisa melihat beliau
saw. Orang yang tidak memandang mereka, tidak akan bisa memandang beliau
saw.Dan orang yang tidak menjalin hubungan dengan mereka tidak akan
bisa berhubungan dengan beliau saw. Karena kaum sholihin adalah bagian
dari beliau saw, pewarisnya, para khalifahnya, pemegang
sir-nya.Merekalah pemegang sir setelah nabi.
Merekalah pewaris, semulia-mulia pewarisnya.
3.
Jika
perutmu selalu kenyang maka akalmu akan sukar untuk berfikir,serta
engkau tidak akan menuturkan kata-kata yang bijak danengkau akan malas
beribadah.
Al Allamah Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz.
4.
Oleh : Adda`i Ilallah Sayyidil Habib Munzir AlMusawa
Suatu
ketika para ulama berkumpul di satu tempat dan terlihatlah banyak para
ulama di dunia berkumpul, Habib Ali Al Jufri terus mengawasi Al Allamah
Habib Umar bin Hafidz , saat itu Habib Ali belumlah berguru pada beliau.
Ketika
Al Musnid Habib Umar bin Hafid di beri segelas minuman , beliau sibuk
mencari tempat untuk duduk dan minum..subhanallahMinum saja tidak ingin
ketinggalan mengikuti sunnahnya Rasulullah saw yaitu duduk
Semakin
kagum habib Ali Al Jufri dengan Al Allamah Al Musnid Habib Umar, maka
beliau mulai berguru dan mengikuti perintah gurunya serta mengikuti
sunah Rasulullah saw yaitu minum dalam keadaan duduk
Padahal
saat itu banyak para ulama besar dan lebih tua hingga banyak pula para
wali Allah subhanallahu wata`ala ingin meminang Habib Ali Al Jufri untuk
di jadikan muridnya, namun beliau memilih Al Allamah Al Musnid Habib
Umar bin Hafidz
Wallahu `alam
Bagaimana
dengan kita, ketika kita diundang resepsi pernikahan di sebuah gedung
atau pertemuan-pertemuan lainnya apakah kita makan atau minum sambil
berdiri?
5.
KEMULIAAN AKHLAK GURU MULIA AL-ALLAMAH AL-HABIB UMAR AL-HAFIDZ
Dalam
waktu Tahajjud pada suatu masa Habib Umar keluar untuk mengadakan
bacaan wirid sebelum solat Subuh di Dar Al Mustofa. Sesampai sahaja di
pintu gerbang Dar Al Mustofa, beliau mendapati pintu masih terkunci
kerana belum dibuka oleh salah seorang anak murid beliau yang bertugas
memegang kunci pintu tersebut. Al-Habib menunggu sekian lama tetapi anak
muridnya itu tidak juga kunjung tiba.
Dengan tawadhu'nya
beliau pun menghamparkan rida'nya (shawl) di atas debu di tepi jalan di
depan Dar Al Mustafa, lalu mulai menunaikan solat. Boleh saja Al-Habib
memanggil anak muridnya supaya datang ke madrasah untuk membuka pintu,
tetapi Al-Habib sengaja tidak berbuat begitu. Beliau menyangka baik,
kemungkinan anak muridnya masih tidur kerana terlalu penat. Al-Habib
hanya tersenyum bila ada orang yang lalu lalang melihat beliau.
Begitu
tinggi tahap kesabaran beliau. Apa agaknya jika dibandingkan dengan
kita? Sudah tentu sekali perasaan di hati membuak-buak api kemarahan.
Malu untuk solat tepi jalan. Ditambah lagi penat dan jenuh menunggu.
Sampailah
matahari terbit barulah muncul anak muridnya yang memegang kunci itu.
Dia menunduk malu semahunya di hadapan Al-Habib lalu dia terus minta
maaf kerana tidak sedar dari tidurnya. Muka Al-Habib tetap tenang lalu
berkata, "Tidak mengapa. Allah telah takdirkan ia begitu."
Sesudah
itu, seperti tiada apa-apa pun yang terjadi, Al-Habib mengadakan
aktiviti di madrasah seperti biasa. Bahkan rutin pengajian pelajar dan
guru di madrasah juga berjalan seperti kebiasaannya. MasyaAllah. Begitu
mulianya akhlak Al-Habib. Semoga kita semua dapat mengikuti jejak
langkah seperti beliau, yang tidak lain tidak bukan semuanya dari akhlak
yang di bawa dari Ahmad Al-Mustofa S.A.W
6.
Al Habib Munzir Al Musawa berkisah:
Kami
teringat saat Idul Fitri pertama kami disana, semua santri pulang pada
ayah ibu mereka, tinggallah kami para pemuda belia yg bermuram durja
teringat Idul Fitri di kampung halaman, dengan hati yg trenyuh melihat
semua teman teman yg lain bergembira ria dengan keluarganya,
Beliau
memahami perasaan kami, malam lebaran itu beliau meninggalkan
keluarganya, beliau mendatangi kami, lalu berkata dengan suara sangat
teramat lembut : "semua santri telah bersama ayah dan ibunya, dan kalian
bersamaku.., aku akan menemani kalian dan bersama kalian bertakbir
malam ini".
Kami teringat malam itu Beliau mengumpulkan
seluruh mereka dan murid muridnya yg lain, lalu beliau memberi nasihat,
lalu tiba tiba nasihatnya terhenti.. suasana pun mencekam, tiba tiba
beliau mulai menangis.. menangis.. menangis sekeras kerasnya,
seraya
berkata : "Bila Dia (Allah) bertanya kepadaku kelak tentang kalian?.,
Bila Dia meminta pertanggungjawaban dariku atas kalian..., Bila Dia
menanyaiku?, dan bila sang Nabi bertanya pula kepadaku tentang perbuatan
kalian?, aku harus bertanggungjawab?, Demi Allah, kalau ditindihkan
Gunung besar diatas kepalaku hingga aku lumat dan lebur menjadi debu,
itu jauh lebih baik daripada sampainya berita tentang buruknya amal
kalian kepada sang Nabi (saw)?",
lalu beliau bermunajat
dengan tangisnya agar seluruh muridnya dilimpahi hidayah dan keluhuran..
Kami menyaksikan bagaimana Guru Mulia ini selalu memberikan prioritas
pada kami dibanding murid murid yg lain dari warga Negara Yaman,
beliau
selalu berkata pd mereka : "Mereka datang dari jauh, meninggalkan
keluarga dan kampung halamannya, untuk mencari ilmu, wajib bagi kita
memuliakan para tamu Allah ini.."
7.
Habib Munzir Al Musawa berkata:
“Pandangi
terus wajah beliau (Habib Umar Bin Hafidz) wajah yg merupakan qit'ah
(potongan) dari wajah Nabi SAW.. Wajah yg ketika dipandang akan
mengingatkan kita pada اَللّهُ SWT..
Dulu saya tak pernah melihat kitab ketika habib umar mengajar, saya pandangi terus wajah beliau..
Ketika salah satu teman saya menanyakan akan hal ini, saya menjawab: “Wajah ini.. Lebih agung bagiku daripada seribu kitab.”
Saudaraku
yg kumuliakan, ada hadits nabi saw : “Maukah kalian kukabarkan tentang
yg terbaik diantara kalian?”, para sahabat berkata: “Mau wahai
rasulullah SAW.., Rasul SAW menjawab: “Yaitu mereka yg bila dilihat
wajahnya membuat orang berdzikir/mengingat اَللّهُ SWT” (Adabul Mufrad
oleh Imam Bukhari).
8.
SATU GEDUNG WARGA INGGRIS SEMUANYA MASUK ISLAM BERKAT AL-HABIB UMAR BIN HAFIDZ
Al-Habib
Qasim bin Husain al-Atthas (khadim Guru Mulia ketika di Darul
Musthafa), menceritakan kejadian yang beliau dengar langsung dari lisan
al-Habib Muhammad bin Umar bin Hafidz (putera Guru Mulia).
Satu
waktu, kurang lebih sebulanan yang lalu, murid al-Habib Umar bin Hafidz
di Bruthonia Inggris membuat acara semacam seminar dalam satu gedung
berkapasitas 3.000 peserta yang kesemuanya dari kalangan profesor,
doctor dan kalangan terpelajar namun kesemuanya beragama non muslim.
Seperti
biasa sebelum berceramah Guru Mulia terlebih dahulu membaca Ratib
al-Atthas dan Maulid adh-Dhiyaul Lami’ yang telah ada terjemahan bahasa
Inggrisnya. Di saat mahallul qiyam (berdiri di tengah pembacaan maulid
Nabi Saw.), semua ikut berdiri dan hampir semua peserta menangis.
Selesai
pembecaan maulid Nabi Saw., Guru Mulia al-Habib Umar bin Hafidz pun
memberikan ceramah. Akhirnya ceramah usai dan Guru Mulia keluar dari
gedung hendak menuju ke mobil.
Sesampainya di mobil,
ternyata murid al-Habib Umar dari pihak crew event tersebut meminta
beliau untuk masuk kembali karena katanya jamaah di dalam gedung masih
belum puas mendengar ceramah Guru Mulia. Akhirnya Guru Mulia balik lagi
ke gedung tersebut.
Setelah beliau naik panggung, beliau bertanya ke seluruh peserta seminar: “Kenapa kalian memanggilku kembali?”
Jawab peserta: “Kami ingin masuk Islam, mengucapkan syahadat melaluimu.”
Subhanallah, tidak kurang dari 2.900 peserta masuk Islam.
Disarikan dari fp: Persatuan Pemuda Pemudi Majelis Rasulullah
Sya’roni As-Samfuriy, Cilangkap 08 Nopember 2013
9.
Suatu
saat Habib Umar bin Hafidzh ingin melakukan perjalanan dakwah ke
pedalaman Afrika. Ketika itu beliau ditemani oleh seorang muallaf
bernama Khomis. Khomis adalah salah satu di antara org2 yg masuk Islam
melalui perantara tangan Habib Ahmad Masyhur bin Thoha Al-Haddad dan
sering membantu kegiatan dakwah beliau selama di daerahnya.
Pedalaman
Afrika yg ingin dikunjungi oleh Habib ini harus melewati hutan
belantara, yg mana hutan belantara Afrika terkenal akan hewan buasnya.
Tapi dengan mantap Habib Umar bin Hafidzh memberikan isyarat utk segera
berangkat. Dimulailah perjalanan dakwah beliau. Sebelum masuk ke dlm
hutan, beliau beserta rombongan dihentikan oleh beberapa org polisi yg
sdg berjaga di sebuah pos dekat dg hutan yg ingin dilalui oleh Habib.
Mereka
hendak memperingatan agar Habib tdk memasuki hutan krn hari sdh malam.
Ditakutkan beliau & rombongan akan diserang oleh beberapa hewan buas
yg keluar utk mencari mangsa di saat malam tiba. Habib pun keluar dari
mobil yg ditumpanginya dan berdiri di samping mobil tersebut. Serta
merta Habib memerintahkan sesorang utk menggelar tikar di dekat mobil
dan memerintahkan rombongan utk membaca Maulid Habsyi. Pembacaan maulid
pun dimulai. Karena para polisi yg berjaga di pos itu beragama kristen,
mereka pun hanya bisa menonton dari kejauhan.
Setelah
pembacaan maulid selesai, Habib mendapat isyaroh utk melanjutkan
perjalan malam itu juga. Para polisi itu tetap berusaha utk mencegah
Habib, tapi Habib bersikeras ingin melanjutkan perjalanannya. Para
polisi pun kalah argumen dan berinisiatif utk mengikuti Habib dari
belakang menggunakan mobil lain, takut kalau tejadi apa2 dg Habib
&rombongan.
Di tengah perjalanan hal yg dikhawatirkan
pun terjadi. Di depan mobil yg ditumpangi oleh Habib muncul seekor
singa (ketika itu Habib duduk di kursi depan). Mulailah singa itu
mengitari mobil tersebut, walaupun demikian sang Habib tetap tenang,
berbeda dg rombongan lain yg mulai menunjukkan rasa ketakutannya. Tak
lama kemudian singa itu berhenti di depan jendela sebelah tempat duduk
Habib, lalu menaikkan kaki depannya ke atas jendela.
Habib
pun tetap tenang tanpa menunjukkan rasa ketakutan sedikit pun. Lalu
beliau berkata kpd supir, "Turunkan jendela ini!!". Supir pun menjawab
dg ketakutan, "Ya Habib ini singa". Tapi Habib tetap ingin agar dia
menurunkan jendela tersebut. Kaca jendela pun diturunkan, suatu kejadian
menakjubkan pun terjadi, Habib mengajak bicara singa tersebut, "Hai
singa!! Kami ini adalah utusan Rasulullah SAW". Kemudian Habib mengambil
sebuah pisang dan memberikannya kpd singa itu. Singa yg biasanya makan
daging, kali ini mau memakan pisang yg diberikan Habib (Subhanallah).
Setelah
memakan pisang itu, singa mengangguk2kan kepalanya lalu pergi
meninggalkan Habib & rombongan. Perjalanan pun kembali dilanjutkan.
Tak lama kemudian Habib & rombongan sampai ke tempat tujuan.
Subhanallah..Setelah menyaksikan kejadian yg luar biasa itu, para polisi
yg sbelumnya beragama kristen itu pun ingin mengikrarkan diri mereka
utk masuk ke dlm agama Islam. Ternyata kejadian yg mereka saksikan
menjadi sebab hidayah Allah SWT Yang ingin mengembalikan mereka ke dlm
pelukan Islam. Allahu Akbar.... Ini baru salah satu kisah dari salah
satu pengikut Rasulullah SAW di zaman ini, belum lagi kisah org2 sebelum
beliau, belum lagi kisah Junjungan beliau yaitu Rasulullah SAW yg lebih
menakjubkan lagi.
Shollu 'ala Nabiyna... ALLAHU A'LAM BISSHOWAB
10.
هورون الزهراء
Sewaktu
perjumpaan di multaqa daie di darul mustofa habib ali jufri
menceritakan tentang uslub dakwah pada para daie yang hadir pada waktu
itu.
Salah satu cerita yang di ceritakan pada tetamu yang hadir adalah kisah tentang gurunya sendri Habib Omar
Kata habib ali jufri
"Pada
ketika aku berumur 9tahun dan habib omar dalam umur 14 tahun (taqriban)
aku sudah mula belajar di tarim . Pada waktu itu zaman kezaliman. Org2
yang mahu berdakwah semua di halang. Jika mahu juga kena buat pengesahan
pada kerajaan. Orang2 perempuan di tindas. Dan bermacam2 lagi.
Peristiwa
sewaktu hari terakhir habib omar bersama ayahandanya. Selepas solat
ayah habib omar, habib muhamad keluar dari masjid untuk buat pengesahan
utk berdakwah. Dan bila keluar tak balik2 ke masjid. Habib omar tercari2
di mana ayah beliau. Bayangkan seorang lelaki kecil kehilangan seorang
ayah secara tiba2. Bliau bertanya pada ramai orang tetapi smua org tak
tahu. Yang hanya tinggal ridak yang di tinggalkan ayah beliau selepas
solat.Dalam kedaan habib omar dan abgnyaa habib ali masyur sahaja berada
di tarim.. ibunya di mekah dan adik beradik lain di tmpat lain.
Tetapi
habib omar tidaklah terlampau sedih di sebabkan kehilangan ayahnya
tetpi sedih memikir apa yang ayahnya telah bawak utk berdakwah kepada
orang2 di luar nnt. Bagaimanakah nanti.
Ketika itu aku,
habib kadzim , habib omar khattib dan beberapa lg sahabt yang lain mahu
mengaji bersma habib ali masyur. Kami kena mengaji senyap. Ad yang
simpan kitab dalam baju ada simpan kitab dalam bekas sayuran2 takut nnt
di ketahui oleh pihak2 penzalim. Bertapa susah mahu belajar agama pada
masa dahulu.
Habib omar pada usia 16tahun sudah mula
keluar berdakwah di sekitar tarim. Bercakap di dalam masjid. Mula utk
mengajak manusia kearah kebaikkan.
Di usia beliau dalam
linkungan 20tahun . Beliau bermusafir ke baida' (nama tempat ) dengan
harapan mahu pergi ke mekkah untuk mengaji di sana. Dengan berbekalkan
100riyal yaman(klu mesia skg dalam rm1.50) shaja tanpa meminta2 duit
kepada sesiapa utk bermusafir. sesampainya beliau di baida' beliau
berjumpa dengan Habib Muhamad iaitu kawan rapat ayahnya habib omar utk
meminta izin mengaji di mekkah. Habib Muhammad tidak mengizinkn habib
omar utk pergi. Habib meminta habib omar mengaji di baida' dahulu .
Selama 10tahun lebih kurg habib omar belajar di sana.
Semasa
di sana habib omar memang dalam kedaan susah. Setiap ari hanya makan
biskut "mery" yang brrharga 5riyal. Berkat susahnya habib omar beliau
dikurnikan ilmu yang sangat banyak.
Pada satu hari
masa mula habib omar mahu mula berdakwah pada org2 di baida' habib omar
pergi ke tempat orang2 main bola. Beliau menyaksikan permainan bola
pada msa tu sampai habis. Sesudah habis.. habib omar pun memanggil
kedua2 kumpulan main itu. Beliau berkta " aku telah meraikan kalian dgn
melihat permainan bola td , jadi aku mahu meminta kalian pula raikan
aku. Esok aku mahu memberi hadiah kepada kumpulan mana yang menang dengn
syarat esok main bola dengan memakai seluar panjang" budak2 bola itu
pun setuju..
Keesokkan harinya habib omar dtg balik utk
menyaksikan permainan bola. Mana kumpulan yang menamg habib omar bagi
hadiah. Pada waktu akhir habib omar berkata kpd mereka" aku telah
meraikan anda semua. Bolekah anda semua meraikan aku dengan hadir ke
madrasah mengaji sedikit cuba dahulu. (Sambil senyum)Selepas itu berkata
permain2 bola "kami malu mahu hadir , di situ ramai org hebat2 alim2."
Kata habib omar "jika begitu datanglah mengaji pada waktu malam"
Mereka
pun bersetuju. Kerana mereka rasa segan dgn adab akhlak yg habib omar
tnjuk snggup seorg yang mengaji agma meraikan mereka..
Dan
kini ,setelah sekian lama telah keluarnya kini dari pemain2 bola itu
ulama2 hebat ada yang berdakwah sana sni ada yang da berjaya.
MasyaAllah. Berkat habib omar.
Habib omar berdakwah dari hati ke hati..
Dan
aku sekarang bukanlah mahu mengagungkan beliau. Tetapi aku mahu
memberitahu uslub dakwah cara habib omar menyampaikan . Nak berdakwah
bukan syarat kena pandai bertutur kata tetapi kena kuat mahabbah dengan
Allah. Kerana hati Allah yang pegang ..dan berapa rmai yang mahu
berdakwah tidak sampai hasilnya kerana berdakwah mahu hasil yang cepat
dan merasakn diri sendri memberi pertunjuk memberi bekas. Padahal Allah
yang mengerakkan.. Allah..
(Sewaktu habib ali jufri menceritkan kisah ini mengalir air mata habib omar)
MasyaAllah!!