Mari Mengenali Rasulullah SAW: Budi Pekerti Rasulullah
“Rasulullah
saw.bukanlah orang yang keji,beliau tidak membiarkan kekejian,tiada
mengeluarkan suara keras di pasar-pasar dan tidak membalas kejahatan
orang lain dengan kejahatan. Beliau suka memaafkan dan berjabat
tangan.”(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari Muahammad bin
Ja’far, dari Syu’bah, dari Abi Ishaq, dari Abi `Abdullah al Jadali, yang
bersumber dari `Aisyah r.a.)
“Rasulullah
saw. tidak pernah memukul sesuatu dengan tangannya, kecuali tatkala
beliau berjihad fi sabilillah. Beliau pun tidak pernah memukul pembantu
dan wanita.”
(Diriwayatkan oleh Harun bin Ishaq al Handzani, dari `Ubadah, dari Hisyam bin `Urwah, dari bapaknya, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
“Aku mendengar Jabir bin `Abdullah r.a. berkata: `Tak pernah kudengar
Rasulullah saw. dimintai sesuatu, kemudian beliau berkata “tidak”.’
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari `Abdurrahman bin Mahdi, dari Sufyan,yang bersumber dari Muhammad bin al Munkadir r.a.)
“Nabi saw. tidak menyimpan sesuatu untuk hari esok.”(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa’id, dari Ja’far bin Sulaiman, dari Tsabit, yang
bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
“Sesungguhnya Nabi saw menerima hadiah dan membalas hadiah.”
(Diriwayatkan oleh `Ali bin Khasyram dan lainnya, dari `Isa bin Yunus, dari Hisyam bin `Urwah, dari bapaknya, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
(Diriwayatkan oleh Harun bin Ishaq al Handzani, dari `Ubadah, dari Hisyam bin `Urwah, dari bapaknya, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
“Aku mendengar Jabir bin `Abdullah r.a. berkata: `Tak pernah kudengar
Rasulullah saw. dimintai sesuatu, kemudian beliau berkata “tidak”.’
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari `Abdurrahman bin Mahdi, dari Sufyan,yang bersumber dari Muhammad bin al Munkadir r.a.)
“Nabi saw. tidak menyimpan sesuatu untuk hari esok.”(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa’id, dari Ja’far bin Sulaiman, dari Tsabit, yang
bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
“Sesungguhnya Nabi saw menerima hadiah dan membalas hadiah.”
(Diriwayatkan oleh `Ali bin Khasyram dan lainnya, dari `Isa bin Yunus, dari Hisyam bin `Urwah, dari bapaknya, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
TAWADLU RASULULLAH SAW
“Rasulullah saw. bersabda :”Janganlah kalian berlebihan memuji daku
sebagaimana kaum Nasrani yang berlebihan memuji anak Maryam. Aku
hanyalah seorang hamba, oleh sebab itu katakanlah (panggillah) `Abdullah(hamba Allah) dan Rasul-Nya.”(Diriwayatkan oleh Ahmad bin Mani’, diriwayatkan pula oleh Sa’id bin `Abdurrahman al Makhzumi dan sebagainya, mereka menerima dari Sufyan bin `Uyainah, dari Zuhri, dari
`Ubaidilah,dari Ibnu Abbas r.a., yang bersumber dari `Umar bin Khattab r.a.)
“Rasulullah saw. bersabda :”Sekalipun kepadaku hanya dihadiahkan betis
binatang, tentu akan kuterima. Dan sekiranya aku diundang makan betis
binatang, tentu akan kukabulkan undangannya. “
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin `Abdullahbin Bazi’, dari Basyar bin al Mufadlal, dari Sa’id dari Qatadah, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
`Aisyah r.a. ditanya:”Apakah yang dikerjakan Rasulullah saw. Di rumahnya ?”`Aisyah r.a. menjawab:”Beliau adalah seorang manusia biasa, beliau adalah seorang yang mencuci bajunya sendiri, memerah susu kambingnya sendiri, dan melayani dirinya sendiri.”
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Isma’il, dari’Abdullah bin Shalih, dari Mu’awiyah bin Shalih, dari Yahya bin Sa’id,yang bersumber dari `Amrah)
sebagaimana kaum Nasrani yang berlebihan memuji anak Maryam. Aku
hanyalah seorang hamba, oleh sebab itu katakanlah (panggillah) `Abdullah(hamba Allah) dan Rasul-Nya.”(Diriwayatkan oleh Ahmad bin Mani’, diriwayatkan pula oleh Sa’id bin `Abdurrahman al Makhzumi dan sebagainya, mereka menerima dari Sufyan bin `Uyainah, dari Zuhri, dari
`Ubaidilah,dari Ibnu Abbas r.a., yang bersumber dari `Umar bin Khattab r.a.)
“Rasulullah saw. bersabda :”Sekalipun kepadaku hanya dihadiahkan betis
binatang, tentu akan kuterima. Dan sekiranya aku diundang makan betis
binatang, tentu akan kukabulkan undangannya. “
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin `Abdullahbin Bazi’, dari Basyar bin al Mufadlal, dari Sa’id dari Qatadah, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
`Aisyah r.a. ditanya:”Apakah yang dikerjakan Rasulullah saw. Di rumahnya ?”`Aisyah r.a. menjawab:”Beliau adalah seorang manusia biasa, beliau adalah seorang yang mencuci bajunya sendiri, memerah susu kambingnya sendiri, dan melayani dirinya sendiri.”
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Isma’il, dari’Abdullah bin Shalih, dari Mu’awiyah bin Shalih, dari Yahya bin Sa’id,yang bersumber dari `Amrah)
TANGIS RASULULLAH SAW
“Rasulullah
saw. bersabda kepadaku:”Bacakan al Qur’an untukku!” “Wahai Rasulullah
saw.! Mana mungkin aku membacakannya kepada Anda, bukankah ia diturunkan
kepada Anda?”Beliau bersabda:”Sungguh aku ingin mendengarkannya dari
selain daku.” Maka kubacakan surat an Nisa, sampai ayat: “Waji’na bika
`ala ha ula-I syahida.” (Dan Kami mendatangkan kamu sebagai saksi atas
mereka). (Q.S. 4 an- Nisa: 41). `Abdullah bin Mas’ud berkata :”Maka
kulihat kedua mata Rasulullah saw. bercucuran air mata.”(Diriwayatkan
oleh Mahmud bin Ghailan , dari Mua’wiyah bin Hisyam, dari Sufyan, dari
al A’masy, dari Ibrahim, dari `Ubaid, yang bersumber dari `Abdullah bin
Mas’ud r.a.)
“Rasulullah saw. mencium `Utsman bin Madh’un* tatkala ia telah wafat. Dan ketika itu beliau menangis.” Atau (kata perawi ragu): “Kedua matanya berlinang air mata.”(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari `Abdurrahman bin Mahdi, dari Sufyan, dari Ashim bin `Ubaidilah*, dari Qasim bin Muhammad*, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
• ‘Utsman bin Madh’un adalah saudara sesusu Rasulullah saw. Ia wafat dua setengah tahun setelah hijrah.
• Ashim bin `Ubaidilah dadla’ifkan oleh Ibnu Ma’in, menurut keterangan Bukhari,periwayatannya munkar
• Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar, merupakan salah seorang fukaha Madinah yang tujuh,dari generasi kedua dan periwayatnnya dikeluarkan oleh jama’ah.
“Rasulullah saw. mencium `Utsman bin Madh’un* tatkala ia telah wafat. Dan ketika itu beliau menangis.” Atau (kata perawi ragu): “Kedua matanya berlinang air mata.”(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari `Abdurrahman bin Mahdi, dari Sufyan, dari Ashim bin `Ubaidilah*, dari Qasim bin Muhammad*, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
• ‘Utsman bin Madh’un adalah saudara sesusu Rasulullah saw. Ia wafat dua setengah tahun setelah hijrah.
• Ashim bin `Ubaidilah dadla’ifkan oleh Ibnu Ma’in, menurut keterangan Bukhari,periwayatannya munkar
• Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar, merupakan salah seorang fukaha Madinah yang tujuh,dari generasi kedua dan periwayatnnya dikeluarkan oleh jama’ah.
CARA TIDUR RASULULLAH SAW
“Sesungguhnya
Nabi saw. bila berbaring di tempat tidurnya, beliau letakkan telapak
tangannya yang kanan di bawah pipinya yang kanan, seraya berdo’a:
“Rabbi qini `adzabaka yauma tab’atsu `ibadaka.” (Ya Rabbi,peliharalah aku dari azab-Mu pada hari Kau bangkitkan seluruh hamba-Mu).
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin al Matsani, dari `Abdurrahman bin Mahdi, dari Israil,dari Abi Ishaq, dari `Abdullah bin Yazid, yang bersumber dari al Bara bin `Azib r.a.)
“Bila Rasulullah saw. berbaring di tempat tidurnya,maka beliau berdo’a :
“Allahumma bismika amutu wa ahya’. (Ya Allah, dengan nama-Mu aku mati dan aku hidup).Dan bila Beliau bangun,maka Beliau membaca: “Alhamdulillahilla dzi ahyana ba’dama amatana wailaihin nusyur.” (Segala puji bagi Allah, yang telah menghidupkan aku kembali setelah mematikan daku dan kepada-Nya tempat kembali).
(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari `Abdurrazaq, dari Sufyan, dari `Abdul Malik bin `Umair, dari Ruba’I bin Hirasyi, yang bersumber dari Hudzaifah r.a.)
“Sesungguhnya bila Nabi saw. istirahat dalam musafirnya di malam hari, Beliau berbaring ke sebelah kanan. Dan bila Beliau istirahat pada musafirnya menjelang subuh, maka Beliau tegakkan lengannya dan diletakkannya kepalanya diatas tangannya.”(Diriwayatkan oleh alHusein bin Muhammad al Hariri, dari Sulaiman bin Harb,dari Hammad bin Salamah dari Humaid, dari Bakr bin `Abdullah al Mazini, dari `Abdullah bin Rabbah, yang bersumber dari Abi Qatadah r.a.)
“Rabbi qini `adzabaka yauma tab’atsu `ibadaka.” (Ya Rabbi,peliharalah aku dari azab-Mu pada hari Kau bangkitkan seluruh hamba-Mu).
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin al Matsani, dari `Abdurrahman bin Mahdi, dari Israil,dari Abi Ishaq, dari `Abdullah bin Yazid, yang bersumber dari al Bara bin `Azib r.a.)
“Bila Rasulullah saw. berbaring di tempat tidurnya,maka beliau berdo’a :
“Allahumma bismika amutu wa ahya’. (Ya Allah, dengan nama-Mu aku mati dan aku hidup).Dan bila Beliau bangun,maka Beliau membaca: “Alhamdulillahilla dzi ahyana ba’dama amatana wailaihin nusyur.” (Segala puji bagi Allah, yang telah menghidupkan aku kembali setelah mematikan daku dan kepada-Nya tempat kembali).
(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari `Abdurrazaq, dari Sufyan, dari `Abdul Malik bin `Umair, dari Ruba’I bin Hirasyi, yang bersumber dari Hudzaifah r.a.)
“Sesungguhnya bila Nabi saw. istirahat dalam musafirnya di malam hari, Beliau berbaring ke sebelah kanan. Dan bila Beliau istirahat pada musafirnya menjelang subuh, maka Beliau tegakkan lengannya dan diletakkannya kepalanya diatas tangannya.”(Diriwayatkan oleh alHusein bin Muhammad al Hariri, dari Sulaiman bin Harb,dari Hammad bin Salamah dari Humaid, dari Bakr bin `Abdullah al Mazini, dari `Abdullah bin Rabbah, yang bersumber dari Abi Qatadah r.a.)
KEHIDUPAN RASULULLAH SAW
“Kami
berada di samping abu Hurairah r.a. sedang ia memakai dua lembar kain
kattan* yang dicelup bahan Lumpur merah. Lalu ia membuang ingusnya pada
salah satu dari dua kainnya itu. Ia berkata : “Bakh, Bakh*”. Abu
Hurairah membuang ingusnya pada kain kattan itu. Selanjutnya ia
bercerita :”Sungguh,aku teringat kembali ketika aku tersungkur diantara
mimbar Rasulullah saw.
dengan
kamar `Aisyah r.a. karena pingsan. Tiba-tiba datang seorang laki-laki
lantas ia letakkan kakinya di atas leherku. Ia mengira aku dalam keadaan
gila.Sebenarnya aku tidak gila,tapi kejadian itu hanyalah
kelaparan.”(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa’id, dari Hammad bin Zaid,
dari Ayyub, yang bersumber dari Muhammad bin Sirin*)
• Kain Kattan ialah kain yang terbuat dari serat kayu. Atau kain yang dibuat dengan cara kasar,biasanya disebut kain rami.
•
bakh, bakh ialah kalimat yang sering digunakan oleh orang Arab untuk
menyatakan rasa kagum, atau rasa senang, atau tidak menyenangi sesuatu.
Pada hadist ini, kalimat bakh,bakh berarti suatu isyarat terhadap
pernyataan kurang senang, atau keadaan yang menyedihkan.
• Muhammad bin Sirin al Bashri adalah maula (budak yang dibebaskan) Anas bin Malik r.a.
“Rasulullah
saw. tidak pernah kenyang makan roti, dan tiada pula dengan daging,
kecuali dalam keadaan dlaffaf.”(Diriwayatkan oleh Qutaibah, dari Ja’far
bin Sulaiman ad Dluba’I, yang bersumber dari Malik bin Dinar r.a.)
Malik
bin Dinar selanjutnya berkata: “Aku bertanya kepada seorang laki-laki
dari pedusunan: “Apa yang dimaksud dengan dlaffaf?” Ia menjawab: “Makan
bersama orang banyak.” “Sesungguhnya kami, keluarga Muhammad saw.
pernah
selama sebulan tidak menyalakan api (tidak menanak apapun) kecuali
korma dan air.”(Diriwayatkan oleh Harun bin Ishaq,dari Ubadah, dari
Hisyam bin `Urwah, dari ayahnya yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
“Rasulullah
saw. bersabda: “Sesungguhnya aku dijadikan takut oleh Allah dan tiada
seorangpun yang diberi rasa takut sebagaimana aku. Sungguh, aku telah
ditimpa cobaan di jalan Allah, dan tiada seorangpun yang mendapat cobaan
sebagaimana aku.Sungguh merupakan pengalaman bagiku, yaitu selama tiga
puluh hari tiga puluh malam, aku dan bilal tidak mendapatkan makanan
yang pantas dimakan orang yang mempunyai rongga perut. Waktu itu hanya
ada sedikit makanan yang disembunyikan pada ketiak bilal.”(Diriwayatkan
oleh `Abdullah bin `Abdurrahman, dari Rauh bin Aslam Abu Hatim al
Bashri,dari Hammad bin Salamah, dari Tsabit, yang bersumber dari Anas
r.a.)
NAMA-NAMA RASULULLAH SAW
Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya bagiku ada beberapa nama, Yaitu:
Aku
Muhammad, aku Ahmad dan aku al Mahi, maksudnya: dengan jalan aku,Allah
membasmi kekafiran.Aku juga digelari al Hasyir,yang maksudnya: umat
manusia dihimpun di belakangku.
Akupun
digelari al `Aqib (penerus para Nabi)”al Aqib adalah yang tiada
diiringi di belakangnya oleh hadirnya seorang Nabi.”(Diriwayatkan oleh
Sa’id bin `Abdurrahman al Makhzumi dan lainnya, dari Sufyan, dari az
Zuhri, dari Muhammad bin Jabir bin Muth’im bin `Adi*, yang bersumber dari bapaknya)
•
Muth’im bin `Adi adalah pembesar kota Mekkah.”Aku bertemu dengan Nabi
saw. pada suatu jalan di Madinah. Ia bersabda: “Aku Muhammad, aku Ahmad,
aku Nabiyur-Rahmah( Nabin pembawa Rahmat) dan
aku
Nabiyut-Thaubah (Nabi pengajar taubah). Aku al Muqaffi (yang datang
mengikuti jejak para Nabi). Aku al Hasyir dan Nabiyul Malahim (Nabi yang
mengalami beberapa peperangan). “(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Tharif
al Kufi, dari Abu Bakar bin `Iyyasy*, dari `Ashim,
dari Abi Wa’il, yang bersumber dari Hudzaifah r.a.)
•
Abbu Bakar bin `Iyyasy, nama sebenarnya diperselisihkan. Ada yang
mengatakan Muhammad, ada yang mengatakan `Abdullah, atau Salim, atau
Syu’bah. Namun kesemuanya juga Tsiqat.
BEKAM RASULULLAH SAW
“Rasulullah
saw. berbekam, yang membekamnya adalah Abu Thaibah, maka beliau
memerintahkan untuk memberinya dua sha’* makanan. Rasulullah saw.
berbicara
kepada tuannya (tuan tukang bekam), lalu mereka mengugurkan
kharajnya*.” Rasulullah saw. bersabda :”Sesungguhnya cara pengobatan
kalian yang paling afdhal ialah berbekam.” Atau (perawi ragu)
:”Sesungguhnya cara pengobatan kalian yang utama adalah
berbekam.”(Diriwayatkan oleh `Ali bin Hujr, dari Isma’il bin Ja’far,
dari Humaid, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
KEPEKAAN RASULULLAH SAW
“Nabi
saw. sangat peka melebihi anak dara pada pingitannya. Apabila beliau
tidak menyenangi sesuatu, kami dapat mengetahuinya dari perubahan air
mukanya.”(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari Abu Daud, dari
Syu’bah, dari Qatadah, dari `Abdullah bin Abi `Utbah, yang bersumber
dari Abu Sa’id al Khudri r.a.)
`Aisyah
berkata :”Aku tidak pernah memandang kemaluan Rasulullah saw.” Atau ia
berkata :”Sekali-kali aku tidak pernah melihat kemaluan Rasulullah
saw.”(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari Waki’, dari Sufyan,
dari Manshur, dari Musa bin `Abdullah bin Yazid al Khathimi, dari Maula
`Aisyah, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
• Abu Thaibah adalah nama panggilan bagi Nafi’, ia adalah budak Bani Haritsah atau budak kepunyaan Abu Mas’ud al Anshari.
• Sha’(gantang) adlah takaran. Satu Sha’sama dengan empat mud, sedangkan satu mud sama dengan tujuh ons.
•
Kharaj ialah suatu kesepakatan antara tuan dengan budak untuk membayar
kepada tuannya sejumlah uang, sewaktu budak tidak bekerja pada
tuannya.Dalam peristiwa ini Abu Thaibah seharusnya membayar tiga Sha’,
tapi karena ia telah membayar dua Sha’, hasil membekam Rasulullah saw.
Maka yang satu Sha’lagi digugurkan oleh tuannya setelah Rasulullah saw.
berbicara dengan tuannya.
“Nabi
saw. berbekam dan memerintahkan kepadaku (untuk membayar), maka
kuberikan pada tukang bekam upahnya.”(Diriwayatkan oleh `Amr bin `Ali,
dari Abu Daud, dari Waraqa’ bin `Umar, dari `Abdil A’la,
dari Abi Jamilah, yang bersumber dari `Ali k.w.)”Rasulullah saw. pernah berbekam pada dua urat leher dan tengkuk.Beliau
berbekam
pada tanggal 17,19, dan 21.”(Diriwayatkan oleh `Abdul Quddus bin
Muhammad al `Athar al Bashri, dari `Amr bin Ashim, dari Hamman,dan
diriwayatkan pula oleh Jarir bin Hazm,keduanya menerimanya dari Qatadah,
yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
“Rasulullah
saw. bersabda :”Barangsiapa berbekam pada tanggal 17,19 dan 21,tentulah
tindakannya itu jadi penyembuh bagi setiap penyakit.”
(Riwayat Abu Daud)
Mari Mengenali Rasulullah SAW: Wafat Rasulullah
“Terakhir kali aku memandang Rasulullah saw. yaitu tatkala tirai kamarnya
dibuka pada hari Senin. Aku memandang wajahnya bagaikan kertas mushaf
(dalam
keelokan dan kebersihannya) . Orang-orang shalat di belakang Abu Bakar
r.a. Hampir saja terjadi kegoncangan diantara umat, kemudian ia (Abu
Bakar r.a.) memerintahkan umat agar tenang. Abu Bakar memimpin mereka,
tirai kamar Nabi saw. dibuka, dan Rasulullah saw. kedapatan telah wafat
pada akhir hari itu.”
(Diriwayatkan
oleh Abu `Ammar al Husein bin Huraits, dan diriwayatkan pula oleh
Qutaibah bin Sa’id dan sebagainya, mereka menerima dari Sufyan bun
`Uyainah, dari Zuhri, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
“Tatkala Rasulullah saw. sakit, beliau (Rasulullah) sempat pingsan, kemudian
sadar
kembali. Beliau bersabda: “Apakah waktu shalat telah tiba?” Para
sahabat menjawab: “Ya”. Kemudian beliau bersabda: “Perintahkan Bilal
agar
mengumandangkan adzan dan perintahkan agar Abu Bakar shalat (menjadi
imam)
bagi umat (atau beliau berkata, perawi ragu) bersama umat.” Selanjutnya
Salim berkata: “Kemudian beliau pingsan kembali, kemudian sadar
kembali,seraya bersabda: “Apakah waktu shalat tiba telah tiba ?” Para
sahabat menjawab: “Ya”. Kemudian beliau bersabda: “Perintahkan agar
Bilal
mengumandangkan adzan dan perintahkan agar Abu Bakar melaksanakan
shalat bersama umat.” `Aisyah berkata (usul) kepada Rasulullah saw. :
“Sesungguhnya ayahku amat perasa. Bila ia berdiri di tempat itu (tempat
Rasulullah saw. mengimami), ia akan menangis, dan ia takkan mampu berdiri.
Bagaimana sekiranya Anda perintahkan saja orang lain!” Salim bercerita lagi:
“Kemudian beliau pingsan lagi, kemudian sadar kembali, seraya bersabda:
“Perintahkan agar Bilal mengumandangkan adzan dan perintahkan agar Abu
Bakar
melaksanakan shalat dengan umat (menjadi imam).Sesungguhnya kalian
(wahai kaum wanita) bagaikan wanita pada masa Nabi Yusuf**.”
KemudianSalim melanjutkan ceritanya: “Maka Bilal diperintahkan, ia pun
mengumandangkan adzan dan Abu Bakar diperintah, ia pun shalat bersama
umat
(menjadi imam). Kemudian Rasulullah saw. agak berkurang rasa sakitnya,
maka beliau bersabda: “Carikan untukku orang yang bersedia aku
telekani!”
Maka datanglah Burairah* dan seorang laki-laki lainnya, kemudian Rasulullah
saw. bertelekan pada keduanya. Manakala Abu Bakar melihatnya, ia pun
mengundurkan diri (dari kedudukan menjadi imam), namun Rasulullah saw.
mengisyaratkan agar ia tetap di tempat, akhirnya Abu Bakarpun selesai
mengerjakan shalat (mengimami). * Kemudian Rasulullah saw. wafat, maka
`Umar
bin Khattab r.a. berkata: “Demi Allah, tiada seorangpun yang kudengar
menyebutkan Rasulullah saw. wafat, melainkan akan kupancung (kepalanya)
dengan pedangku ini!” Salim menceritakan lagi: “Umat pada waktu itu
tidak mengetahui. (Hal itu dapat di mengerti) sebab sebelumnya tidak ada
pada seorang Nabi. Maka sewaktu `Umar berbuat demikian umat hanya
berdiam diri.
Kemudian mereka berkata: “Wahai Salim! Berangkatlah engkau menemui
sahabat Rasulullah saw. (Abu Bakar) dan panggillah kemari!” Kutemui Abu
Bakar
sewaktu ia berada di dalam masjid. Kudekati dia sambil menangis karena
kebingungan. Manakala ia melihat daku, iapun bertanya: “Apakah
Rasulullah saw telah wafat?”. Aku menjawab: sungguh umar berkata: “tak
seorangpun yang kudengar menyebut rasulullah saw. wafat, melainkan ia
akan aku pancung dengan pedangku ini!” Abu Bakar berkata kepadaku:
“Sudah, berangkatlah! “
Maka berangkatlah aku bersamanya. Setibanya, orang-orang telah masuk ke
rumah
Rasulullah saw., untuk itu ia berkata: “Wahai umat Muhammad! Berilah
aku jalan!” Kemudian mereka memberi jalan untuk Abu Bakar. Ia
menghampiri jenazah Rasulullah saw. ia bersimpuh dan menyentuhnya,
seraya membaca al-Qur’an (Q.S 39 az Zumar: 30), yang artinya:
“Sesungguhnya engkau akan mati dan sesungguhnya mereka pun akan mati.”
Para sahabat bertanya: “Wahai sahabat Rasulullah saw! (ditujukan kepada
Abu Bakar) Apakah Rasulullah saw.
telah wafat ?”. Ia (Abu Bakar) menjawab: “Ya”. Tahukah mereka bahwa benar
apa
yang terjadi. Mereka berkata: “Wahai sahabat Rasulullah, apakah
dilakukan shalat jenazah juga bagi Rasulullah saw. ?” Ia menjawab: “Ya”.
Mereka bertanya lagi: “Bagaimanakah caranya?”. Ia menjawab:
“Serombongan masuk, kemudian bertakbir, membaca shalawat dan berdo’a,
kemudian keluar.
Setelah
itu masuklah serombongan berikutnya, lalu bertakbir, membaca shalawat
dan berdo’a, kemudian keluar sampai semua orang kebagian.” Mereka
bertanya lagi:
“Wahai
sahabat Rasulullah saw! Apakah Rasulullah saw juga dikebumikan? “. Ia
menjawab: “Ya”. Mereka bertanya: “Di mana?”. Ia menjawab: “Di tempat
beliau wafat, di mana Allah mencabut ruhnya pada tempat itu, karena
Allah tidak mencabut ruhnya melainkan pada tempat yang baik.” Yakinlah
mereka bahwa apa yang dikatakan Abu Bakar itu benar. Kemudian ia
memerintahkan mereka agar yang memandikan beliau adalah sepupu beliau
dari garis keturunan ayah beliau.
Orang-orang Muhajirin bermusyawarah (tentang khalifah sesudahnya)
maka berkatalah mereka: “Temuilah teman-teman kita dari kelompok Anshar,
kita ikut sertakan mereka bersama kita pada perumusan perkara ini (Khalifah)!”
Golongan Anshar berkata: “Dari golongan kami seorang wakil.” `Umar bin
Khattab berkata: “Siapakah gerangan yang dapat menandingi orang yang
memiliki tiga keutamaan? Ia adalah salah seorang dari dua orang di kala
keduanya
(Abu Bakar dan Nabi saw.) berada di dalam gua. Di kala itu Rasulullah
saw. bersabda: “Janganlah kamu berduka cita sesungguhnya Allah bersama
kita.” (Q.S. at Taubah:40).
Siapakah
gerangan orang yang berdua itu? Salim melanjutkan ceritanya: Kemudian
ia (`Umar) mengulurkan tangannya, maka mereka para sahabat berbai’at
kepadanya (Abu Bakar) dan seluruh umat pun ikut memberikan bai’at
kepadanya dengan bai’at yang tulus ikhlas.”(Diriwayatkan oleh Nashr bin
`Ali al Jahdlami, dari `Abdullah bin Daud, dari Salamah bin Nubaith,
dari Nu’aim bin Abi hind, dari Nubaith bin Syarith, yang bersumber dari
Salim bin
`Ubaid r.a.)
•
Salim bin `Ubaid al Asyja’i adalah sahabat Rasulullah saw. Yang Tsiqat.
Ia adalah salah seorang dari ahli shufah (yang tinggal diemper masjid),
Sebagaimana Abu Hurairah.
Periwayatannya dikeluarkan oleh ahli hadist yang empat dan imam Muslim.
• Maksudnya dalam menyatakan perasaan yang tersembunyi.
• Burairah berasal dari Habsyi, ia adalah budak yang telah dimerdekakan oleh `Aisyah r.a.
Periwayatannya dikeluarkan oleh ahli hadist yang empat dan imam Muslim.
• Maksudnya dalam menyatakan perasaan yang tersembunyi.
• Burairah berasal dari Habsyi, ia adalah budak yang telah dimerdekakan oleh `Aisyah r.a.
HARTA PUSAKA RASULULLAH SAW
“Rasulullah saw. tidak meninggalkan pusaka kecuali sebilah pedang, seekor
keledai dan sebidang kebun yang dijadikan sebagai sedekah.”
(Diriwayatkan
oleh Ahmad bin Mani’, dari Husein bin Muhammad, dari Israil, dari Abi
Ishaq, yang bersumber dari `Amr bin al Harits r.a.*)
• Ia adalah saudara Juraiyah (isteri Rasulullah saw.)
MIMPI BERTEMU DENGAN RASULULLAH SAW
“Barang siapa bermimpi melihatku di dalam tidurnya maka sesungguhnya ia
benar-benar melihatku. Karena sesungguhnya syaitan tidak mampu
menyerupaiku.
“(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari `Abdurrahman bin Mahdi,
dari Sufyan, dari Abi Ishaq, dari Abil Akhwash, yang bersumber dari
`Abdullah bin Mas’ud.”)
“Sesungguhnya
Nabi saw. bersabda: “Barang siapa melihat aku pada waktu tidur (mimpi),
maka sesungguhnya ia benar-benar melihat aku. Sesungguhnya syaitan
tidak dapat menyerupaiku. ” Beliau bersabda lagi: “Dan mimpi orang yang
Mu’min itu merupakan satu bagian dari 46 bagian sifat
kenabian.”(Diriwayatkan oleh `Abdullah bin `Abdurrahman ad Darami, dari
Mu’alla bin Asad, dari `Abdul `Aziz bin Mukhtar, dari Tsabit, yang
bersumber dari Anas r.a.)
Sumber: abizakii.wordpress.com
No comments:
Post a Comment