SaLAM PeRsAuDaRaAn

Wednesday, September 8, 2010

Nasihat Syaikh Muhammad bin Shalih Al 'Utsaimin Bagi Penuntut Ilmu


Ikhlas Dalam Menuntut Ilmu
Syaikh Muhammad bin Shalih Al 'Utsaimin rahimahullah pernah ditanya:
"Bagaimanakah cara agar bisa ikhlas dalam menuntut ilmu?"
Beliau menjawab:
Ikhlas dalam menuntut ilmu itu bisa dicapai dengan beberapa hal:
Pertama, belajar dengan niat melaksanakan perintah Allah. Karena Allah telah
memerintahkannya, Allah berfirman (yang artinya),
[ َ ]
"Maka ketahuilah bahwasanya tiada sesembahan yang hak selain Allah dan mintalah ampun atas
dosadosamu."
(QS. Muhammad: 19)
Dan Allah subhanahu wa ta'ala juga mendorong orang supaya menuntut ilmu.
Sedangkan dorongan Allah atas sesuatu memberikan konsekuensi kecintaan dan
keridhaan Allah terhadap hal itu.
Kedua, belajar dengan niat menjaga syariat Allah. Karena menjaga syariat Allah
hanya bisa dilakukan dengan mempelajari dan menghafalkannya, dan bisa juga dengan
mencatat.
Ketiga, belajar dengan niat untuk melindungi syariat dan membelanya. Karena
seandainya tidak ada ulama niscaya syariat tidak akan terlindungi. Dan tidak ada seorang
pun yang menjadi pembelanya. Oleh sebab itu, misalnya, kita dapati Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah dan ulama yang lainnya bersikap lantang memusuhi ahli bid'ah dan
membeberkan kebatilan bid'ahbid'ah
mereka, maka kami berkeyakinan bahwa mereka
itu memperoleh kebaikan (pahala) banyak sekali.
Keempat, belajar dengan niat mengikuti syariat Muhammad shallallahu 'alaihi wa
sallam. Karena tidak mungkin bisa mengikuti syariat beliau kecuali bila sudah mengetahui
isi syariat ini.
Kelima, belajar dengan niat menghilangkan kebodohan dari dirimu sendiri dan
orang lain (Diambil dari Kitabul 'Ilmi, hal. 199, cetakan Daar Ats Tsuraya).
Pandai Memanfaatkan Waktu
Syaikh Muhammad bin Shalih Al 'Utsaimin rahimahullah juga pernah ditanya:
"Apakah saran anda tentang pemanfaatan waktu dan bagaimana cara menjaganya agar
tidak terbuang siasia?
"
Beliau menjawab:Para penuntut ilmu sudah semestinya menjaga waktunya agar tidak terbuang siasia.
Sedangkan penyianyiaan
waktu itu memiliki beberapa bentuk:
Pertama, tidak mau mengingatingat
pelajaran dan tidak membaca lagi apa yang
sudah pernah dipelajari.
Kedua, dudukduduk
bersama dengan temantemannya
dan membicarakan
permasalahan yang siasia
dan tidak berfaedah.
Ketiga, ini merupakan yang paling berbahaya bagi penuntut ilmu. Yaitu dia tidak
punya keinginan selain membuntuti ucapan orang, si anu bilang demikian, si itu bilang
begini. Apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi, padahal perkara itu tidak
penting bagi dirinya. Tak diragukan lagi bahwa perbuatan ini jelas termasuk tanda
kelemahan Islam di dalam dirinya. Karena Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah
bersabda,
{ مِن ح سنِ إِ س لاَمِ ا لْم رءِ ت ر كُه ما لاَ ي ع نِ يهِ }
"Salah satu tanda kebaikan Islam seseorang adalah mau meninggalkan perkara yang tidak penting
baginya." (HR. Ahmad, Tirmidzi, dishahihkan Syaikh Ahmad Syakir)
Menyibukkan diri dengan kabar yang tersebar dari mulut ke mulut serta terlalu
banyak bertanya adalah perbuatan menyianyiakan
waktu. Pada hakikatnya ini adalah
penyakit. Apabila penyakit itu sudah menjangkiti seseorang dan menjadi tekadnya yang
terbesar kita
mohon keselamatan darinya kepada Allahmaka
terkadang hal itu
menimbulkan permusuhan dengan orang yang sebenarnya tidak layak untuk dimusuhi,
atau membela orang yang sebenarnya tidak layak untuk dibela, hanya garagara
terlalu
memperhatikan urusan tersebut, sampaisampai
membuatnya lalai untuk menimba ilmu.
Dia berdalih bahwa hal itu dilakukannya demi memperjuangkan kebenaran. Padahal
sebenarnya tidaklah demikian. Akan tetapi perbuatan ini justru membuat diri seseorang
disibukkan dengan urusan yang tidak penting baginya.
Adapun apabila tibatiba
datang berita tanpa kau caricari
dan tanpa kau minta
maka setiap orang juga menerima berita, namun tidaklah hal itu membuat mereka sibuk
dengannya, dan itu juga tidak menjadi keinginannya yang terbesar. Sebab hal ini tentu
saja akan menyibukkan penuntut ilmu dan menjadikan urusannya berantakan, bahkan
bisa menyebabkan terbukanya pintu hizbiyah (fanatisme kelompok) sehingga
menimbulkan perpecahan." (Diterjemahkan dari Kitabul 'Ilmi, hal. 205 Daar Ats Tsuraya).

No comments:

Post a Comment

jom ReLax

hamster^_^

InDaHnYa IsLaM..

Andai Al-quran bisa bicara,ia berkata:"waktu kau masih anak2,kau bagai teman sejatiku,dgn wudhu kau sentuh aku,dlm keadaan suci kau pegang aku,kau baca dgn lirih dan keras,skrg kau telah dewasa,nampaknya kau tdk berminat lagi padaku,apakah aku bacaan usang?Skrg kau simpan aku dgn rapi,kau biarkan aku berlapis debu,ku mohon peganglah aku lg,bacalah aku setiap hari,kerana aku akn mnjd penerang didalam kuburmu!

cursor

Elegant Rose - Working In Background